PENDEKATAN KONSELING
1. BEHAVIORAL
§
Asumsi
tentang Manusia
Semua
perilaku itu hasil belajar, dibentuk oleh lingkungan (kondisi yang diciptakan)
§
Ciri-Ciri
Model Konseling Behavior
a)
Pemusatan perhatian pada perilaku spesifik
b)
Kecermatan dalam penguraian tujuan-tujuan treatment
c)
Perumusan prosedur treatment yang spesifik sesuai
dengan masalah
d)
Prediksi objektif atas hasil-hasil terapi
§
Tujuan
Umum
Penciptaan
kondisi baru bagi proses
belajar
§
Teknik-Teknik
yang digunakan
a)
Desensitisasi Sistematis (Wolpe)
Semua perilaku neurotic refleksi dari
kecemasan. Langkah-langkahnya :
ü
Analisis perilaku yang menimbulkan kecemasan
ü
Menyusun hirarki atau tingkatan
kecemasan/ketakutan dsb (dpt ditulis)
ü
Melakukan relaksasi dari kepala s.d kaki
ü
Membayangkan sesuatu yg bertentangan dengan apa
yang dialami konselee, misalnya : cemas, sedih.
b)
Assertive Training
Digunakan untuk membantu konselee yang
mengalami kesulitan dalam perasaan
yang tidak sesuai sewaktu menyatakan.
ü
Tidak dapat menyatakan kemarahannya.
ü
Kesopanannya berlebihan sehingga orang lain
mengambil keuntungan
ü
Mereka yang tidak dapat menyatakan “tidak”.
ü
Mereka yang tidak dapat mengatakan “cinta”
ü
Mereka yang merasa tidak memiliki hak
berpendapat.
Pelaksanaannya: konselor melatih
keberanian keberanian konselee (dengan role playing) bermain peran. Misalnya :
sebagai atasan dan bawahan.
c)
Aversion Therapy
Therapy dengan cara memberikan hukuman
terhadap perilaku negatif dan memberikan reinforcement perilaku positif. Hukumannya
dapat berupa kejutan listrik, atau diberi
ramuan unuk diminum sehingga mereka muntah-muntah.
d)
Home Work
Anak diberikan PR, misalnya : tidak
boleh menjawab apabila dimarah dalam
berapa hari dan apabila sudah selesai ditambah lagi.
§
Langkah-Langkah Konseling
a)
Mengidentifikasikan perilaku yang dianggap mal-adaptif
b)
Menentukan asset serta kekuatan yang dimiliki klien
c)
Membuat informasi terkumpul ke dalam konteks di mana
perilaku bermasalah itu terjadi
d)
Menetapkan strategi untuk mengukur setiap perilaku bermasalah
yang telah teridentifkasi itu
e)
Penguat-penguat potensial klien disurvei untk
mengidentifikasi orang , aktifitas, dan benda-benda yang memberi motivasi
dilakukannya penanganan dan bias tetap terjadinya perubahan setelah terapi
berakhir
f)
Penilaian yang mencakup formulasi dari sasaran
penanganan
2. RATIONAL EMOTIF THERAPY (RET)
§ Asumsi tentang Manusia
Ellis (dalam Corey, 1995) mengemukakan beberapa asumsi TRE:
a)
Orang mengkondisikan diri
sendiri yang merasakan adanya suatu gangguan dan bukan dikondisikan oleh sumber
yang berasal dari luar diri.
b)
Orang ada kecendrungan biologis dan budaya untuk
berfikir berbelit-belit dan menimbulkan gangguan pada diri sendiri, sesuatu
yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
c)
Manusia itu unik dalam arti
bahwa mereka menemukan keyakinan yang mengganggu dan membiarkan dirinya
terganggu oleh adanya gangguan itu.
d)
Orang ada kapasitas untuk
mengubah proses kognitif, emotif dan behavioral mereka, mereka bisa memilih
untuk memberikan reaksi secara berbeda dengan pola yang biasanya mereka anut,
bisa menolak untuk membiarkan dirinya menjadi marah, dan bisa bertahan
mengalami gangguan yang minim selama sisa hidupnya.
§
Tujuan Konseling
Memperbaiki
dan mengubah pikiran, persepsi, keyakinan, dan pandangan irrasional menjadi
rasional
§
Ciri-Cirinya
Ellis (1973ª,hlm.185) memberikan suatu
gambaran tentang apa yang dilakukan oleh terapis TRE sebagai berikut :
a)
Mengajak
klien untuk berpikir tentang beberapa gagasan dasar yang irasional yang telah
memotivasi banyak gangguan tingkah laku;
b)
Menantang
klien untuk menguji gagasan-gagasanya;
c)
Menunjukkan
kepada klien tentang ketidaklogisan pemikirannya;
d)
Menggunakan
suatu analisis logika untuk meminimalkan keyakinan-keyakinan irasional klien;
e)
Menunjukkan
bahwa keyakinan-keyakinan itu tidak ada gunanya dan bagaimana keyakinan akan
mengakibatkan gangguan-gangguan emosional dan tingkah laku di masa depan;
f)
Menggunakan
absurditas dan humor untuk menghadapi irasionalitas pikiran klien;
g)
Menerangkan
bagaimana gagasan-gagasan yang irasional bisa diganti dengan gagasan-gagasan
yang rasional yang memiliki landasan empiris;
h)
mengajari
klien bagaimana menerapkan pendekatan ilmiah pada cara berpikir sehingga klien
bisa mengamati dan meminimalkan gagasan-gagasan yang irasional dan
kesimpulan-kesimpulan yang tidak logis sekarang maupun pada masa yang akan
datang, yang telah mengekalkan cara-cara merasa dan berperilaku yang dapat
merusak diri.
Teori
ABC
A B C
D E F
o
A: Peristiwa yang sedang terjadi
o
B: Keyakinan
o
C: Konsekuensi emosi dan perilaku
o
D: Intervensi
o
E: Efek
o
F: Perasaan baru
§ Teknik-Teknik Terapi Rasional Emotif
a) Assertive Adaptive
Teknik yang
digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara
terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan.
Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
b) Bermain Peran
Teknik untuk
mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan
negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien
dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
c) Imitasi
Teknik untuk
menirukan secara terus-menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud
menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
3. GESTALT
§ Konsep tentang Manusia
Individu itu selalu aktif sebagai keseluruhan. Individu
bukanlah jumlah dari bagian-bagian atau organ-organ semata. Individu yang sehat
adalah yang seimbang antara ikatan organism dengan lingkungan.
(Frederick S. Pearl 1894-1970)
Pandangan gestalt adalah bahwa individu memiliki kesanggupan
memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang
terpadu.
§ Tujuan Konseling
Membantu klien menjadi individu yang merdeka dan berdiri
sendiri.
§ Teknik-Teknik Therapy Gestalt
Sejumlah permainan yang bisa digunakan dalam terapi Gestalt:
ü
Permainan-permainan dialog
ü
Membuat lingkaran
ü
Urusan yang tak selesai
ü
“saya memikul tanggung jawab”
ü
“saya memiliki suatu rahasia”
ü
Bermain proyeksi
ü
Pembalikan
ü
Irama kontak dan penarikan
ü
“ulangan”
ü
“melebih-lebihkan”
ü
“bolehkan saya memberimu sebuah kalimat?”
ü
Permainan-permainan konseling perkawinan
ü
“bisakah anda tetap dengan perasaan ini?”
§ Langkah-Langkah
a)
Membentuk pola pertemuan terapeutik agar terjadi
situasi yang memungkinkan perubahan perilaku klien.
b)
Pengawasan, yaitu usaha konselor untuk meyakinkan klien
untuk mengikuti prosedur konseling.
c)
Mendorong klien untuk mengungkapkan
perasaan-perasaan dan kecemasannya.
Didalam fase ini diusahakan untuk menemukan aspek-aspek kepribadian klien yang
hilang.
d)
Setelah terjadi pemahaman diri maka pada fase ini klien
harus sudah memiliki kepribadian yang integral sebagai manusia individu yang
unik.
4. REALITY
§ Konsep tentang Manusia
ü
Terapi realitas berlandaskan premis bahwa ada
suatu kebutuhan psikologis tunggal yang hadir sepanjang hidup, yaitu kebutuhan
akan identitas yang mencakup suatu kebutuhan untuk merasakan keunikan,
keterpisahan, dan ketersendirian.
ü
Manusia memiliki kebutuhan untuk mencintai dan
dicintai serta kebutuhan untuk merasakan bahwa kita berguna baik bagi diri kita
sendiri maupun bagi orang lain.
ü
Pandangan tentang manusia mencakup pernyataan
bahwa suatu “kekuatan pertumbuhan” mendorong kita untuk berusaha mencapai suatu
identitas keberhasilan.
ü
Pada dasarnya, orang-orang ingin puas hati dan
menikmati suatu identitas keberhasilan, menunjukkan tingkah laku yang
bertanggung jawab dan memiliki hubungan interpersonal yang penuh makna.
ü
Manusia adalah agen yang menentukan dirinya
sendiri.
§ Ciri-Cirinya
a)
Terapi realitas menolak konsep tentang penyakit mental.
Ia berasumsi bahwa bentuk-bentuk gangguan tingkah laku yang spesifik adalah
akibat dari ketidakbertanggungjawaban.
b)
Terapi realitas berfokus pada tingkah laku sekarang
alih-alih pada perasaan-perasaan dan sikap-sikap.
c)
Terapi realitas berfokus pada saat sekarang, bukan
kepada masa lampau.
d)
Terapi realitas menekankan pertimbangan-pertimbangan
nilai.
e)
Terapi realitas tidak menekankan transferensi, ia tidak
memandang konsep tradisional tentang transferensi sebagai hal yang penting.
f)
Terapi realitas menekankan aspek-aspek kesadaran, bukan
aspek-aspek ketidaksadaran.
g)
Terapi realitas menghapus hukuman.
h)
Terapi realitas menekankan tanggung jawab
§ Prosedur-Prosedur Umum
ü
Terlibat dalam permainan peran dank lien
ü
Menggunakan humor
ü
Mengonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun
ü
Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencana
yang spesifik bagi tindakan
ü
Bertindak sebagai model dan guru
ü
Memasang batas-batas dan menyusun situasi terapi
ü
Menggunakan “terapi kejutan verbal” atau
sarkasme yang layak untuk mengonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya yang
tidak realistis
ü
Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya
mencari kehidupan yang lebbih efektif
§
Langkah-langkah
a)
Mengeksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi
Mendorong klien untuk
mengenali, mendefinisikan, dan menghaluskan apa yang mereka dambakan untuk bisa
memenuhi kebutuhan mereka
b)
Focus pada perilaku sekarang
c)
Membuat klien mau mengevaluasi perilaku mereka
d)
Merecanakan dan komitmen
5. ANALISIS TRANSAKSIONAL (AT)
§
Konsep
tentang Manusia
ü
AT berakar pada suatu filsafat yang
antideterministik serta menekankan bahwa manusia sanggup melampaui pengondisian
dan pemrograman awal.
ü
Berpijak pada asumsi-asumsi bahwa orang-orang
sanggup memahami putusan-putusan masa lampaunya dan bahwa orang-orang mampu
memilih untuk memutuskan ulang.
ü
Percaya pada kesanggupan individu untuk tampil
di luar pola-pola kebiasaan dan menyeleksi tujuan-tujuan dan tingkah laku baru.
§ Tujuan Terapi
Yaitu membantu klien dalam membuat putusan-putusan baru yang
menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya.
§ Ciri-Cirinya
ü
Adanya kontrak terapi sebelum dilakukan
konseling
ü
Menggunakan tiga pola tingkah laku atau
perwakilan ego yang terpisah, yaitu orang tua, orang dewasa, dan anak.
§
Langkah-langkah
a)
Terapis di arahkan jalannya oleh kontrak yang
dikembangkan klien bersamanya
b)
Klien diajarkan bagaimana mengenali status ego yang
akan berfungsi kalau sedang ada problema
c)
Klien membuat keputusan yang sadar tentang berbagai
status ego tempat meeka ingin berfungsi
6. COGNITIF BEHAVIOR THERAPY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar