PSIKOLOGI BELAJAR
A. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu. Jadi, psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari
tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya. Dan ilmu jiwa sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah
laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik dengan
manusia lain, hewan, iklim, kebudayaan dan lain sebagainya.
B. HAKIKAT BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan
yang berlainan tentang pengertian belajar sesuai dengan bidang keahlian mereka
masing-masing, diantaranya ;
·
James O. Whittaker : “merumuskan belajar sebagai
proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan
pengalaman”.
·
Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan
sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan
perilaku baru secara keseluruhan, ebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
·
Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana
suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons
terhadap sesuatu situasi”.
·
Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah
perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
·
Cronbach : “belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”.
·
Howard L. Kingskey : “ belajar adalah proses di
mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.
·
Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan
dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
·
Drs. Slameto : “ belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Dari beberapa pendapat
para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan diatas, dapat dipahami
bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua
unsure, yaitu jiwa dan raga.
Akhirnya dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotor.
- Hakikat
Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah usaha untuk mewujudkan
perubahan tingkah laku. Hakikat belajar ini sangat penting diketahui untuk
dijadikan pegangan dalam memahami secara mendalam masalah belajar.
Menurut ilmu pendidikan belajar
adalah usaha untuk mewujudkan perubahan tingkah laku. Jadi walaupun kita telah
berusaha sekuat tenaga, apabila perubahan tingkah laku tidak terwujud maka kita
tidak bisa mengklaim bahwa kita telah belajar. Tingkah laku akan berubah jika
kita mempelajari sesuatu yang belum pernah kita ketahui sebelumnya, kemudian
kita menjadi tahu, paham dan mampu menerapkannya.
Dari sejumlah pengertian belajar
yang telah diuraikan, ada kata yang sangat penting untuk dibahas dibagian ini,
yaitu kata “perubahan”. Apa pun formasi kata dalam kalimat yang dirangkai oleh
para ahli untuk memberikan pengertian belajar, namun intinya tidak lain adalah
masalah “perubahan” yang terjadi dalam diri individu yang belajar. Oleh karena
itu, sesorang yang melakukan aktivitas belajar, dan diakhir dari aktivitasnya
itu memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memiliki pengalaman baru, maka
individu ini dikatakan telah belajar. Tetapi perlu diingatkan, bahwa perubahan
yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek
kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. Sedangkan perubahan tingkah laku akibat
mabuk, gila, tabrakan dan sebagainya bukanlah belajar yang dimaksud.
Prinsip umum dari belajar adalah minat dan konsentrasi. Minat maksudnya adalah kita benar-benar berniat
belajar. Niat ini dibangkitkan dari hati yang suka, rasa ingin tahu, penasaran
dan semangat yang berkobar. Misalnya kita berminat pada pembelajaran konseling,
maka kita akan menekuninya agar pengetahuan kita bertambah tentang konseling.
Minat menjadi pemicu semangat untuk berhasil. Kalau tidak berminat maka akan
timbul rasa bosan dan malas. Konsentrasi maksudnya memusatkan pikiran dan
perhatian bahwa kita dalam proses belajar, maka pikiran kita akan terpusat
kepada apa yang sedang kita baca dan pelajari. Konsentrasi yang benar akan
membuat memori tersimpan lama di otak dan memudahkan kita untuk memahami. Kita
tidak susah menghafal karena sudah paham dan mengerti sehingga terekam dalam
pikiran dengan baik. Adapun unsur pendukung yang
harus kita lakukan agar hasil belajar kita bermanfaat, yaitu dengan menerapkan
pengetahuan yang telah kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
- Ciri-Ciri
Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku,
maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar.
&
Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuan, kecakapan,
dan kebiasaannya bertambah. Contohnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang
psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari
tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan
dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan
memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan
Psikologi Pendidikan.
&
Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam
diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya seorang mahasiswa belajar tentang
psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi
pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku
dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta
didiknya kelak ketika dia menjadi guru.
&
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan
aktif.
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan
makin baik perubahan yang diperoleh. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh
pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif
melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan,
berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.
&
Perubahan dalam belajar bersifat permanent.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
menetap atau permanent. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah
belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam bermain
piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki atau
bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan dan dilatih.
&
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena
ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah
laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik,
sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar
mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian,
perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang
telah ditetapkannya.
&
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui
suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika
seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan
sebagainya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”,
disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”,
dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai
“Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam
menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
- Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa dalam
mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Adapun fator-faktor tersebut
antara lain :
a.
Faktor Internal
ü
Faktor Jasmaniah (fisiologis)
Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
ü
Faktor Psikologis
Misalnya kecerdasan dan bakat, kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki, sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri
dan sebagainya.
ü
Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b.
Faktor Eksternal
ü
Faktor social
Yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan kelompok.
ü
Faktor budaya
Seperti adapt istiadat, ilmu pengetahuan, tekhnologi dan kesenian.
ü
Faktor lingkungan fisik
Seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.
ü
Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.
C. KEDUDUKAN PSIKOLOGI BELAJAR DALAM PSIKOLOGI
- Pengertian
Psikologi Belajar
Psikologi belajar adalah sebuah frase yang terdiri
dari dua kata, yaitu psikologi dan belajar. Seperti yang sudah diuraikan
sebelumnya, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau tingkah
laku manusia dengan dunia sekitarnya. Sedangkan belajar itu sendiri secara
sederhana dapat diberi definisi sebagai
aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan
dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan
lingkungan sekitar. Aktivitas di sini dipahami sebagai serangkaian kegiatan
jiwa raga, psikofisik, menuju ke
perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotor.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
psikologi belajar adalah sebuah disiplin psikologi yang berisi teori-teori
psikologi mengenai belajar, terutama mengupas bagaimana cara individu belajar
atau melakukan pembelajaran.
- Kedudukan
Psikologi Belajar dalam Psikologi
Psikologi sekarang ini merupakan salah satu ilmu
pengetahuan yang berkembang dengan pesat. Lapangan atau daerah garapannya pun
menjadi sangat luas. Untuk mengetahui atau mempelajari psikologi belajar, perlu
diketahui lapangan psikologi sehingga dapat diketahui kedudukannya.
Gerungan (1962) membedakan psikologi menjadi 2, yaitu :
- Psikologi Teoritis
- Psikologi Praktis
1.
Psikologi Teoritis digolongkan menjadi
a.
Psikologi umum
Menguraikan dan menyelidiki kegiatan-kegiatan psikis pada umumnya pada
manusia dewasa dan normal, termasuk kegiatan pengamatan, pemikiran,
intelegensi, perasaan, kehendak, motif-motif dan sebagainya.
b.
Psikologi khusus
Menguraikan dan menyelidiki segi-segi khusus daripada kegiatan psikis
manusia, antara lain :
·
Psikologi Perkembangan, menguraikan perkembangan
kegiatan psikis manusia dari kecil sampai dewasa dan lebih lanjut.
·
Psikologi kepribadian, menguraikan struktur
kepribadian manusia sebagai suatu keseluruhan, serta mengenai jenis-jenia atau
tipe kepribadian.
·
Psikologi social, menguraikan tentang kegiatan
manusia dalam hubungannya dengan situasi social, seperti situasi kelompok,
situasi massa
dan sebagainya.
·
Psikologi belajar, menguraikan tentang
kegiata-kegiatan menusia dalam belajar, terutama mengupas bagaimana cara
individu belajar atau melakukan pembelajaran.
·
Psikopathologi, menguraikan tentang
kegiatan-kegiatan manusia yang berjiwa abnormal.
2.
Psikologi Praktis
a.
Psikodianostik
Merupakan cara-cara psikologis dalam pemilihan suatu
jabatan, studi atau yang lainnya. Antara lain seperti wawancara, observasi dan
tes psikologi yang dapat menentukan struktur kepribadian orang, bakat,
kecakapan, intelegensi dan lain sebagainya.
b.
Psikologi klinis dan bimbingan psikologis
Yang merupakan usaha-usaha sarjana psikologi dalam
menolong orang yang menderita kesulitan psikis yang bermacam-macam rupanya.
Dari sistematika tersebut, terlihat bahwa kedudukan psikologi belajar
dalam psikologi merupakan psikologi teoritis yang bersifat khusus.
Daftar Pustaka :
Ahmadi, Abu.2007.Psikologi Sosial.Semarang:Rineka Cipta
Ahmadi,
Abu.1990.Psikologi Belajar.Solo:Rineka
Cipta
Djamarah,
Syaiful Bahri.2000.Psikologi Belajar.Banjarmasin:Rineka
Cipta
Ahmadi, Abu.1990.Psikologi Belajar.Solo:Rineka
Cipta)